[google18e3bb53a38d909c.html]

Minggu, 22 Desember 2013

laporan bacaan keterampilan membaca




A.    IDENTITAS BUKU


1.      BUKU UTAMA (1)
Judul Buku            : Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa
Pengarang             : Prof. DR. Henry Guntur Tarigan
Penerbit                 : Angkasa
Tahun Terbit          : 1979
Tebal Buku            : 149
Jumlah Bab           : 5




2.      BUKU PEMBANDING (2)
Judul buku                        : Pembelajaran keterampilan membaca
Pengarang             : DR. Agustina, M. HUM.
Penerbit                 : Fakultas bahasa sastra seni UNP
Tahun Terbit          : 2008
Tebal Buku            : 225
Jumlah Bab           : 10











B.     INTI KESELURUHAN BUKU
-          Buku Utama (1)
Keterampilan berbahasa biasanya mencangkup empat segi, yaitu:
a.       Keterampilan menyimak
b.      Keterampilan berbicara
c.       Keterampilan membaca
d.      Keterampilan menulis
Setipa keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka rona. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa maka biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, kita belajar menyimak/mendengar bahasa, kemudian berbicara; sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan  serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa tulis (Hodgson 1960 : 43-44).
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya sama si pembaca waktu dia membaca maka proses membaca dapat dibagi atas :
a)      Membaca nyaring, membaca bersuara, membaca lisan
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca  bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang.
b)      Membaca dalam hati
Pada membaca dalam hati, kita hanya mempergunakan ingatan visual. Dalam hal ini yang aktif adalah mata dan ingatan. Tujuan utama membaca dalam hati adalah (silent reading) adalah untuk memperoleh informasi.
                        Setelah kita menemukan bahan atau hal yang menarik hati pada membaca sekilas, maka biasanya kita ingin mengetahui serta menelaah isinya secara lebih mendalam, kita ingin membacanya dengan teliti. Menelaah isi sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan.
                        Pada hakekatnya segala sesuatu terlebih-lebih sesuatu yang kongkrit itu terdiri atas bentuk dan isi, atas form and meaning, atas jasmani dan rohani. Begitu pula dengan bacaan, yang terdiri dari isi (content) dan bahasa (language). Isi dianggap sebagai yang bersifat rohaniah, sedangkan bahasa sebagai yang bersifat jasmaniah. Kedua-duanya merupakan dwi tunggal yang utuh.
                        Membaca telaah bahasa mencakup pula:
a)      Membaca bahasa (asing) atau (foreign) language reading
b)      Membaca sastra akan diperbincangan satu persatu.














-          Buku Pembanding (2)
Membaca adalah prosas menyusun kembali pola-pola kalimat yang terdapat pada bacaan yang berupa ide-ide, informasi, dan pesan yang ditulis oleh penulis agar dapat dipahami dan dimengerti serta diinterpretasi oleh pembacanya.
Secara garis besar, membaca berlangsung dalam empat proses:
(1)   Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang-lambang bahasa
(2)   Pemahaman atau penangkapan makna
(3)   Bereaksi secara interpretatif
(4)   Mengintegrasikan atau mengidentifikasi gagasan-gagasan dengan pengalaman dan pengetahuan yang ada.
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup tentang isi bacaan. Atau, membaca merupakan usaha untuk mendapatkan sesuatu yang ingin diketahui, mengetahui sesuatu yang akan dilakukan, atau untuk mendapatkan kesenangan dan pengalaman.
Jenis-jenis membaca:
1.      Jenis membaca berdasarkan tingkatan
a.       Membaca permulaan
b.      Membaca inspeksional
c.       Membaca analitis
d.      Membaca sintopikal
2.      Jenis membaca berdasarkan kecepatan dan tujuan
a.       Membaca kilat (skimming)
b.      Membaca cepat (spead reading)
c.       Membaca studi (careful reading)
d.      Membaca reflektif (reflective reading)
Membaca pemahaman adalah membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan bunyi atau suara.
Membaca pemahaman bertujuan untuk menangkap isi atau makna dari gagasa-gagasan yang terdapat dalam bacaan, yang berbentuk pengertian-pengertian dan penafsiran-penafsiran yang tidak menyimpang dari bacaan itu.
Agar membaca pemahaman itu berdaya guna atau mencapai sasaran yang diinginkan, perlu diadakan variasi-variasi membaca dan mengujinya. Ada beberapa teknik sebagai variasi untuk menguji daya serap seseorang dalam membaca pemahaman ini, antara lain: menjawab pertanyaan, meringkas bacaan, mencari ide pokok, melengkapi paragraf, merumpangkan bacaan (group cloze atau disingkat GC), dan teknik menata bacaan (group sequencing atau disingkat GS).
Supaya buku teks yang dibaca dapat menghasilkan pemahaman serta penafsiran yang baik, maka ada beberapa metode untuk membacanya. Metode-metode tersebut adalah metode SQ3R, metode SIRE, dan metode SRT.
Membaca teknis sering juga disamakan dengan membaca nyaring. Membaca nyaring adalah lawan dari membaca pemahaman atau membaca dalam hati. Dalam pemahaman sehari-hari, kita cenderung memakai istilah membaca membaca teknis daripada membaca nyaring.
Membaca kritis adalah  membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapati dalam bacaan dan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu. Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik, lofis, benar, atau menurut realitas dan menolak yang tidak berdasar atau tidak benar.
Ada tiga langkah yang harus ditempuh dalam membaca kritis, yaitu: membaca dengan berpikir, membaca dngan menganalisis, membaca dengan penilaian.
Menurut Soedarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis, yaitu: mengerti isi bacaan, menguji sumber penulis, interaksi antara penulis dan pembaca, terbuka terhadap gagasan penulis.
Membaca bahasa adalah membaca yang penelaahannya ditekankan kepada lisensi kebahasaan. Tujuan membaca bahasa ini kalau dirinci bisa banyak bergantung pada fokus yang diinginkan. Akan tetapi, dalam buku ini dikemukakan dua tujuan membaca bahasa, yaitu: mengembangkan daya kata dan memperbanyak kosa kata.
      Membaca cepat adalah sebuah kegiatan membaca yang berorientasi pada kecepatan membaca dan sekaligus pemahaman yang intens terhadap bacaan tersebut. Ada dua hal yang dituju dalam membaca cepat, yaitu (1) kecepatan yang tinggi dan memadai serta (2) pemahaman yang tinggi.
C.     INTI MASING-MASING BAB ATAU SUB BAB
-          BUKU UTAMA (1)
Bab Satu
TUJUAN UMUM
1.1  Keterampilan Berbahasa
Keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu:
a.       Keterampilan menyimak
b.      Keterampilan berbicara
c.       Keterampilan membaca
d.      Keterampilan menulis
Setipa keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka rona. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa maka biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, kita belajar menyimak/mendengar bahasa, kemudian berbicara; sesudah itu kita belajar membaca dan menulis.
1.2  Membaca
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa.
1.2.1     pengertian batasan membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan  serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa tulis (Hodgson 1960 : 43-44).
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menullis yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Istilah-istilah linguistic decoding dan encoding tersebut akan lebih mudah dimengerti kalau kata dapat memahami bahasa (language) adalah sandi (code) yang direncanakan untuk membawa/mengandung makna (meaning). Kalau kita menyimak ujaran pembicara maka pada dasarnya kita men-decode (membaca sandi) makna ujaran tersebut. Apabila kita berbicara, maka pada dasarnya kita meng-ecode (menyandikan) bunyi-bunyi bahasa untuk membuat/mengutarakan  makna (meaning). Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduanya merupakan alat untuk mengutarakan makna, mengemukakan pendapat, mengekspresikan pesan. (Anderson 1975 : 3).
1.2.2   Tujuan membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau itensif kata dalam membaca.
1.2.3     Membaca sebagai suatu keterampilan
Keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu:
a.       Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca
b.       Kolerasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang    formal
c.       Hubungan lebih lanjut dari a dan b dengan makna atau meaning (Broughton [et al] 1978 : 90).
1.2.4 Aspek-aspek membaca
I.  Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower oder).
II. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order) (Broughton [et al] 1978 : 211).
Untuk mencapat tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical skills) tersebut maka aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring. Dan untuk keterampilan pemahaman (comprehension skills) maka yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati (silent reading).
1.2.5     Mengembangkan keterampilan membaca
II.    Guru dapat menolong para pelajar memperkaya kosa kata mereka
III. Guru dapat membantu para pelajar untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan sebagainya
IV.    Kalau perlu guru dapat memberikan serta menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, peribahasa, dan lain-lain
V.       Guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman para pelajar dengan berbagai cara
VI.    Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca para pelajar


1.2.6     Tahap-tahap perkembangan membaca
Tahap I
Para pelajar disuruh membaca bahan yang telah mereka pelajari mengucapkannya dengan baek atau bahan yang mungkin telah meraka ingat. Guru menyuruh para pelajar mengucapkan/menceritakan bahan yang telah dikenal/diketahui itu tanpa melihatnya. Kemudian guru membaca bahan itu dengan suara nyaring pada saat para pelajar melihat bahan bacaan itu. Sudah itu mereka dapat membacanya bersama-sama mengikuti sang guru, kemudian, kelompok atau perorangan dapat disuruh membacanya berganti-ganti.
Tahap II
Guru atau kelompok guru bahasa asing pada sekolah yang bersangkutan menyusun kata-kata serta struktur-struktur yang telah diketahui tersebut menjadi bahan dialog atau paragraph yang beraneka ragam, para pelajar dibimbing serta dibantu dalam membaca bahan yang baru disusun yang mengandung unsur-unsur yang sudah biasa bagi mereka.
Tahap III
Para pelajar mulai membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa bagi mereka. Suatu komite guru-guru dapat menulis/menyediakan bahan yang dimaksud, atau menyusun teks-teks dengan kosa kata dan struktur yang bertaraf rendah tetapi yang berdaya tarik yang bertaraf tinggi salaras dengan usia para pelajar.
Tahap IV
Beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan pada tahap ini. Tetapi terdapat pula sejumlah ahli yang menolak anjuran tersebut dengan alasan bahwa bahan serupa itu tidak lagi mencerminkan gaya bahasa atau semangat serta jiwa pengarang.


Tahap V
Bahan bacaan tidak dibatasi. Seluruh dunia buku terbuka bagi para pelajar. Tetapi yang sering dipertanyakan adalah : bilakah gerangan  para pelajar mencapai keterampilan-keterampilan yang dituntut oleh tahap V ini? Sudah barang tentu ada beberapa orang yang tidak akan pernah mencapainya kalau bukan di dalam bahasa ibunya sendiri.
Bab Dua
MEMBACA NYARING
2.1  Pengertian
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya sama si pembaca waktu dia membaca maka proses membaca dapat dibagi atas :
c)      Membaca nyaring, membaca bersuara, membaca lisan
d)     Membaca dalam hati
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca  bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang. Membaca nyaring yang baik  menuntut agar si pembaca harus dapat memperggunakan segala keterampilan yang telah dipelajarinya pada membaca dalam hati sebagai tambahan bagi keterampilan lisan untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan pada orang lain.
Kegiatan lisan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kalau maksud serta tujuan membaca nyaring itu diarahkan benar-benar serta berguna bagimereka.
2.2  Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring
keterampilan-keterampilan pokok telah ditanam di sekolah dasar, pemupukan serta pengembangan dilakukan di sekolah lanjutan (pertama dan atas).
            Kelas I
a.       Mempergunakan ucapan yang tepat
b.      Mempergunakan frase yang tepat (bukan kata demi kata)
c.       Mempergunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami
d.      Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik
e.       Menguasai tanda-tanda baca sederhana
Kelas II
a.       Membaca dengan terang dan jelas
b.      Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi
c.       Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata
Kelas III
a.       Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi
b.      Mengerti serta memahami bahan bacaan
Kelas IV
a.       Memahami bahan bacaan pada tingkat dasar
b.      Kecepatan mata & suara : 3 patah kata dalam satu detik
Kelas V
a.       Membaca dengan memahaman dan perasaan
b.      Aneka kecepatan membaca nyaring tergantung pada bahan bacaan
c.       Dapat membaca tanpa terus menerus melihat pada bahan bacaan
Kelas VI
a.       Membaca nyaring dengan penuh perasaan atau ekspresi
b.      Membaca dengan penuh kepercayaan (pada diri sendiri) dan mempergunakan frase atau susunan kata yang tepat.
(Barbe & Abbott 1975 : 156-167 ; Dawson [et al] 1963 : 216).
2.3  Peningkatan keterampilan membaca nyaring
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, maka sang pembaca haruslah menguasai keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia mengenal/memahami kata-kata dengan cepat dan tepat.
Keterampilan-keterampilan membaca nyaring akan berkembang secara wajar, secara alamiah dalam membaca drama.



Bab Tiga
MEMBACA DALAM HATI
            3.1 Pengantar
    Tujuan utama membaca dalam hati adalah (silent reading) adalah untuk memperoleh informasi.
Sebagian besar dari kegiatan membaca dalam masyarakat selama kita hidup adalah kegiatan membaca dalam hati. Disbanding dengan membaca nyaring, maka membaca dalam hati ini jauh lebih ekonomis, dapat dilakukan di segala tempat.
Dalam garis besarnya, membaca dalam hati dapat dibagi atas:
a)      membaca ekstensif dan
b)      membaca intensif.
3.2 Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Obyeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Suatu keakraban, suatu familiaritas, sekalipun bukan keakraban yang begitu mantap, dengan isi bahan bacaan yang menjadi tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensi adalah untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat dan dengan demikian membaca secara efisien dapat terlaksana.
3.2.1 Membaca survei
Kita mensurvei bahan bacaan yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan jalan:
a)      memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku;
b)      melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku-buku yang bersangkutan;
c)      memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan.
3.2.2 Membaca sekilas
Membaca sekilas atau skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan.
Ada tiga tujuan utama dalam membaca sekilas ini, yaitu:
a)      untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel, tulisan singkat;
b)      untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan
c)      untuk menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan. (Albert [et al] 1961a : 30).
3.2.3 Membaca dangkal
Membaca dangkal atau superficial reading pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca superficial ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang. (Broughton [et al] 1978 : 92)
            3.3 Membaca Intensif
      Yang dimaksud dengan membaca intensif atau intensive reading adalah studi skema, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. (Brooks 1964 : 172-173)
      Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah:
a)      membaca telaah isi (content study reading)
b)      membaca telaah bahasa (linguistic study reading)
3.4 Keterampilan yang dituntut pada membaca dalam hati
      Berikut ini kita kemukakan sejumlah keterampilan yang dituntut pada setiap kelas sekolah dasar khusus pada membaca dalam hati, agar tujuan dapat dicapai.
Kelas I
a.       membaca tanpa bersuara, tanpa gerakan-gerakan bibir, tanpa berbisik
b.      membaca tanpa gerakan-gerakan kepala
Kelas II
a.       membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala
b.      membaca lebih cepat secara dalam hati tinimbang secara bersuara
Kelas III
a.       membaca dalam hati tanpa menunjuk-nunjuk dengan jari, tanpa gerakan bibir
b.      memahami bahan bacaan yang dibaca secara diam atau sedara dalam hati itu
c.       lebih cepat membaca dalam hati dari pada membaca bersuara
Kelas IV
a.       mengerti serta memahami bahan bacaan pada tingkat dasar
b.      kecepatan mata dalam membaca 3 kata per detik
Kelas V
a.       membaca dalam hati jauh lebih cepat tinimbang membaca bersuara
b.      membaca dengan pemahaman yang baik
c.       membaca tanpa gerakan-gerakan bibir atau kepala atau menunjuk-nunjuk dengan jari tangan
d.      menikmati bahan bacaan yang dibaca dalam hati itu
Kelas VI
a.       membaca tanpa gerakan-gerakan bibir; tanpa komat-kamit
b.      dapat menyesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bahan bacaan
c.       dapat membaca 180 patah kata dalam satu menit pada bacaan fiksi pada tingkat dasar.
(Barbe and Abbott 1975 : 156-167).




Bab Empat
MEMBACA TELAAH ISI
4.1 Pendahuluan
Membaca telaah isi dapat kita bagi atas:
a)      membaca teliti
b)      membaca pemahaman
c)      membaca kritis
d)     membaca ide
4.2 Membaca Teliti
Membaca teliti membutuhkan sejumlah keterampilan antara lain:
a)      survei yang cepat untuk memperhatikan/melihat organisasi dan pendekatan umum;
b)      membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan perincian-perincian penting; dan
c)      penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
4.2.1 Membaca paragraf dengan pengertian
 Suatu paragraf yang tertulis rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok (central thought). Kadang-kadang kata pikiran pokok tersebut diekspresikan dalam suatu kalimat judul (topic sentence) pada awal paragraf.
Perlu diketahui bahwa terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran pokok suatu paragraf, antara lain:
a)      dengan mengemukakan alasan-alasan
b)      dengan mengutarakan perincian-perincian
c)      dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh
d)     dengan memperbandingkan atau mempertentangkan dua hal
(Albert [et al] 1961a : 35).

4.2.2 Membaca pilihan yang lebih panjang
Kemampuan untuk menghubung-hubungkan paragraf-paragraf tunggal dan kelompok-kelompok paragraf dengan penggalan keseluruhan tulisan adalah sangat penting dalam membaca teliti. Begitu pula kemampuan untuk membeda-bedakan, antara paragraf-paragraf yang memuat serta yang menyajikan ide-ide pokok atau ide-ide utama dengan paragraf-paragraf yang semata-mata hanya menguraikan atau menerangkan ide-ide dalam paragraf-paragraf yang terdahulu. (Albert [et al] 1961a : 44).
4.2.3 Membuat catatan
Para mahasiswa (siswa) yang baik biasanya membuat catatan mengenai tugas-tugas bacaan. Sebagai tambahan terhadap nilai catatan-catatan itu sendiri; maka proses aktual pembuatan catatan tersebut akan membantu kita dalam tiga hal penting, yaitu:
a)      menolong kita untuk memahami apa yang kita baca atau kita dengar
b)      membantu kita terus menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide yang penting
c)      membantu ingatan kita.
4.2.4 Menelaah tugas
Agar pelajaran yang telah diberikan di dalam kelas lebih mantap sarta lebih dipahami oleh para siswa maka guru sering memberikan tugas atau pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
            4.3 Membaca Pemahaman
      Membaca pemahaman (reading for understanding) yang dimaksudkan di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
a)      standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary standards)
b)      resensi kritis (critical review)
c)      drama tulis (printed drama)
d)     pola-pola fisik (patterns of fiction)
4.3.1 Standar kesastraan
Dalam aliran kata-kata yang meluap dari pers-pers dunia setiap hari, ada sebagian yang ditakdirkan bertahan dan hidup terus.
Kesustraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara antara lain:
a)      puisi atau prosa
b)      fakta atau fiksi
c)      klasik atau modern
d)     subyektif atau obyektif
e)      eksposisi atau normative
4.3.2 Resensi kritis
Agara tetap mendapat informasi mengenai apa yang dipikirkan serta dituliskan oleh orang-orang besar dalam kehidupan, maka seseorang dapat membaca resensi-resensi kritis mengenai fiksi maupun yang non fiksi.
4.3.3 Drama tulis
Sepanjang ada kaitannya dengan masalah apresiasi, masalah pengertian dan penghargaan, maka ada dua cara untuk menikmati sandiwara/drama. Yang pertama adalah pada tingkatan aksi primitif, di mana hati penonton atau pemirsa bergetar karena ketegangan, kekejaman, sehingga menimbulkan keinginan besar untuk melihat betapa caranya hal itu dikeluarkan, diperankan.
Yang kedua adalah tingkatan individual yang bersifat interpretative, di mana pembaca dapat menarik kesimpulan-kesimpulan, menvisualisasikan tokoh-tokoh, memproyeksikan akibat-akibat, serta mengadakan interpretasi-interpretasi kala dia membaca, membawa kesampurnaan pengalamannya sendiri pada bacaan itu.
Demikian telah diutarakan pembicaraan mengenai drama tulis dengan maksud agar para pembaca dapat mengembangkan suatu sikap kritis yang logis terhadap drama, yang antara lain mengerti akan:
a)      prinsip-prinsip kritik drama
b)      unsur-unsur drama
unsur-unsur drama meliputi plot, karakterisasi, dialog, dan aneka kesastraan serta kedramaan.
c)      jenis-jenis drama
jenis-jenis drama yaitu tragedi, komedi, melodrama, dan farce.
4.3.4 Pola-pola fiksi
4.3.4.1 Pengertian Fiksi
Seperti juga halnya dengan esai, drama, puisi, khotbah, ataupun uraian filosofis, maka fiksi pun merupakan penyajian atau presentasi cara seorang pengarang memandang hidup ini. Penulis mempunyai ide-ide mengenai kehidupan, sekalipun dia mungkin saja tidak pernah bersusah-susah menyatakan ide-ide tersebut pada dirinya sendiri dalam istilah-istilah umum, setiap orang mempunyai suatu “falsafah”. Sebagai tambahan, dan barangkali lebih penting, dia mempunyai prasaan-prasaan tertentu mengenai kehidupan yang erat sekali berhubungan dengan ide-idenya itu.
4.3.4.2 Fiksi dan Non-fiksi
Cerita non-fiksi bersifat aktualitas. Aktualitas adalah apa-apa yang benar-benar terjadi; sedangkan realitas adalah apa-apa yang dapat terjadi. (Tarigan; 1978b : 7-8).
4.3.4.3 Unsur-unsur fiksi
Dalam penulisan sebuah fiksi perlu diperhatikan benar-benar prinsip-prinsip serta masalah-masalah teknis berikut ini:
a.       permulaan dan eksposisi (beginning and exposition)
b.      pemirian dan latar (description and setting)
c.       suasana (atmosphere)
d.      pilihan dan saran (selection and suggestion)
e.       saat penting (key moment)
f.       puncak; klimaks (climax)
g.      pertentangan, konflik (conflict)
h.      rintangan; komplikasi (complication)
i.        pola atau model (pattern or design)
j.        kesudahan; kesimpulan (denouement)
k.      tokoh dan aksi (character and action)
l.        pusat minat (focus of interest)
m.    pusat tokoh (focus of character)
n.      pusat narasi (focus of narration: point of view)
o.      jarak (distance)
p.      skala (scala)
q.      langkah (pace) (Brooks and Warren, 1959 : 644-8).
Khusus bagi suatu cerita pendak yang lengkap, maka unsur-unsur di bawah ini harus dimiliki:
a.       tema (thema)
b.      plot, perangkap atau konfllik dramatic
c.       pelukisan watak (character delineation)
d.      ketegangan dan pembayangan (suspence and foreshadowing)
e.       kesegaran dan suasana (immediacy and atmosphere)
f.       point of view
g.      focus terbatas dan kesatuan (limited focus and unity)
(Lubis, 1960 : 14).
            4.4 Membaca Kritis
                  Membaca kritis (critical reading) adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan (Albert [et al] 1961b : 1).
                  Manfaat apakah yang dapat kita petik apabila kita telah dapat membaca lebih analitis, lebih kritis?
                  Pertama-tama haruslah dipahami benar-benar bahwa membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam di bawah permukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi juga (dan inilah yang lebih penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dilakukannya.
                  Kedua, membaca kritis merupakan modal utama bagi para mahasiswa untuk mencapai kesuksesan dalam studinya.
                  Pada umumnya membaca kritis (membaca interpretatif, ataupun membaca kreatif) ini menuntut dari para pembaca agar mereka:
a)      memahami maksud penulis
b)      memahami organisasi dasar tulisan
c)      dapat menilai penyajian penulis/pengarang
d)     dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari
e)      meningkatkan minat baca, kemampuan baca dan berpikir kritis
f)       mengatahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan
g)      membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang serius.



4.5 Membaca Ide
      Yang dimaksud membaca idea atau reading for ideas adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
      Agar kita dapat mencari, menemukan, serta mendapat keuntungan dari ide-ide yang terkandung dalam bacaan, maka kita harus berusaha membuat diri kita menjadi pembaca yang baik atau a good reader.
      4.5.1 Pembaca yang baik tahu mengapa dia membaca
      Syarat pertama bagi setiap pembaca yang baik ialah bahwa dia tahu dan sadar mengapa dia membaca. Dua buah maksud yang paling umum adalah:
a)      mencari informasi
b)      menikmati bacaan
4.5.2 Pembaca yang baik memahami apa yang dibacanya
Pertama-tama sekali, hal ini menuntut perhatian, atau konsentrasi, suatu kemampuan yang erat sekali berhubungan dengan maksud. Hal ini menuntut pengetahuan mengenai kata-kata dan ke-responsif-an terhadap organisasi bagian sebagai suatu keseluruhan.
4.5.3 Pembaca yang baik harus menguasai kecepatan membaca
Syarat ketiga bagi setiap pembaca ialah memiliki ragam kecepatan membaca, dapat menyesuaikannya dengan sifat cetakan yang menuntut perhatiannya. Dia harus mengetahui beberapa hal, antara lain:
a)      membaca sekilas
b)      membaca dengan cepat
c)      membaca demi kesenangan
d)     membaca secara serius bahan-bahan yang penting dan tidak akan kehilangan sesuatu hal
4.5.4 Pembaca yang baik harus mengenal media cetak
Syarat keempat yang harus dimiliki oleh pembaca yang baik adalah bahwa dia harus mengenal bentuk-bentuk kontemporer media cetak, yang meliputi:
a)      papersbacks (buku saku; buku berjulid tipis; kulit kertas)
b)      media grafika (komik; kartun, foto; penyajian statistic, grafis, diagram, peta, dan lain-lain)
c)      majalah
d)     suratkabar (cf. Salisbury; 1955 : 317-80).
Bab Lima
MEMBACA TELAAH BAHASA
            5.1 Pendahuluan
                  Membaca telaah bahasa mencakup:
a)      membaca bahasa (asing) atau (foreign) language reading
b)      membaca sastra (literary reading)
5.2 Membaca Bahasa
      Tujuan utama pada membaca bahasa ini adalah:
a)      memperbesar daya kata (increasing word power); dan
b)      mengembangkan kosa kata (developing vocabulary).
Setiap orang mempunyai dua jenis umum daya kata. Yang satu dipergunakan dalam berbicara dan menulis. Ini merupakan daya memilih sarta mempergunakan kata-kata yang mengekspresikan makna secara jelas dan tepat.
5.2.1 Memperbesar daya kata
Dalam kegiatan membaca bahasa demi memperbesar daya kata, maka ada beberapa hal yang harus kita ketahui, antara lain:
a)      ragam-ragam bahasa
secara garis besarnya dapat dibedakan 5 ragam bahasa, yaitu: bahasa formal, informal, percakapan, kasar, asing.
b)      mempelajari makna kata dari konteks
c)      bagian-bagian kata
prefiks (awalan), root (akar atau dasar kata), suffiks (akhiran), infiks (sisipan).
d)     penggunaan kamus
e)      makna-makna varian
f)       idiom
g)      sinonim dan antonim
h)      konotasi dan denotasi
i)        derivasi
5.2.2 Mengembangkan kosa kata kritik
Pada 5.2.1 telah dibicarakan hal-hal yang ada hubungannya dengan upaya memperbesar daya kata (increasing word power) dalam kegiatan membaca. Upaya memperbasar daya kata hanya dapat berhasil dengan baik bila diikuti oleh upaya mengembangkan serta memperkaya kosa kata, terlebih-lebih kosa kata yang ada kaitannya dengan kritik (criticism). Kita tahu bahwa pembaca yang baik adalah pembaca yang kritis. Agar menjadi seorang pembaca yang kritis, maka kita harus memiliki kosa kata kritik yang memadai. Ini syarat minimal. Semakin kaya kosa kata kita semakin baik.
Dalam upaya mengembangkan kosa kata kritik ini, perlu kita ketahui beberapa hal, antara lain:
a)      bahasa kritik sastra
b)      memetik makna dari konteks
c)      petunjuk-petunjuk konteks
5.3 Membaca Sastra
      Dalam 5.3 ini perhatian kita pusatkan pada penggunaan bahasa dalam karya sastra. Apabila seorang pembaca dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa dalam suatu karya sastra maka semakin mudahlah dia memahami isinya serta menikmati keindahannya. Untuk itu paling sedikit seorang pembaca harus dapat membedakan bahasa ilmiah dan bahasa sastra; dia harus mengenal serta memahami jenis-jenis gaya bahasa, figurative, language,atau figurative use of words.






-          Buku Pembanding (2)
Bab 1
KONSEP-KONSEP MEMBACA
1.1  Pengertian Membaca
Membaca adalah proses menyusun kembali pola-pola kalimat yang terdapat pada bacaan yang berupa ide-ide, informasi, dan pesan yang ditulis oleh penulis agar dapat dipahami dan dimengerti serta diinterpretasikan oleh pembacanya.
1.2  Proses Membaca
Secara garis besar, membaca berlangsung dalam empat proses:
(5)   Pengamatan dan pemahaman terhadap lambang-lambang bahasa
(6)   Pemahaman atau penangkapan makna
(7)   Bereaksi secara interpretatif
(8)   Mengintegrasikan atau mengidentifikasi gagasan-gagasan dengan pengalaman dan pengetahuan yang ada
1.3  Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup tentang isi bacaan. Atau, membaca merupakan usaha untuk mendapatkan sesuatu yang ingin diketahui, mengetahui sesuatu yang akan dilakukan, atau untuk mendapatkan kesenangan dan pengalaman.
Bab 2
JENIS-JENIS MEMBACA
            2.1 Jenis-jenis Membaca Berdasarkan Tingkatan
                  Jenis membaca berdasarkan tingkatan ini menurut Rizanur Gani dan M. Atar Semi (1997: 4) terdapat dalam tiga tahapan, yaitu membaca permulaan, membaca lanjutan, dan membaca orang dewasa. Namun begitu, ada juga para pakar yang lain membagi menjadi empat tingkatan, misalnya Adler dan Doren (1986: 13) seperti berikut ini.
            2.1.1 Membaca Permulaan
                    Membaca tingkat permulaan atau dasar ini adalah tingkatan membaca yang mengutamakan aktivitas pisik atau jasmani.

           
2.1.2 Membaca Inspeksional
                    Membaca tingkat ini berkaitan dengan waktu. Pada saat membaca tingkat inpeksional ini, pembaca mempunyai sejumlah waktu tertentu untuk menyelesaikan bacaannya.
            2.1.3 Membaca Analitis
                    Tingkat ini merupakan membaca lengkap atau membaca yang baik bisa dilakukan.
            2.1.4 Membaca Sintopikal
                    Membaca tingkat keempat adalah membaca sintopikal atau membaca pembanding. Dalam tingkat ini, pembaca tidak hanya membaca satu buah buku melainkan banyak buku dan menyusun buku-buku menurut hubungan antara yang satu dengan yang lain, berdasarkan subjek tertentu. Berikut ini tahap-tahap dalam membaca sintopikal.
Tahap 1: Temukan bagian yang penting-penting dari buku-buku untuk keperluan pembaca
            Tahap 2: Sesuaikan istilah-istilah yang digunakan
            Tahap 3: Siapkan pertanyaan-pertanyaan atau dalil-dalil
            Tahap 4: Jelaskan masalah-masalahnya
            Tahap 5: Analisislah pembahasan itu
            2.2 Jenis Membaca Berdasarkan Kecepatan dan Tujuan
                  Apabila didasarkan pada kecepatan dan tujuan yang hendak dicapai, maka jenis membaca dapat dirinci atas empat jenis, yaitu: membaca kilat (skimming), membaca cepat (spead reading), membaca studi (careful reading), dan membaca reflektif (reflective reading) (Gani dan Semi, 1977:5).


Bab 3
MEMBACA PEMAHAMAN
            3.1 Pengertian dan Tujuan Membaca Pemahaman
                  Membaca pemahaman adalah membaca yang dilakukan tanpa mengeluarkan bunyi atau suara.
                  Membaca pemahaman bertujuan untuk menangkap isi atau makna dari gagasa-gagasan yang terdapat dalam bacaan, yang berbentuk pengertian-pengertian dan penafsiran-penafsiran yang tidak menyimpang dari bacaan itu.
            3.2 Teknik Membaca Pemahaman
                   Agar membaca pemahaman itu berdaya guna atau mencapai sasaran yang diinginkan, perlu diadakan variasi-variasi membaca dan menguinya. Ada beberapa teknik sebagai variasi untuk menguji daya serap seseorang dalam membaca pemahaman ini, antara lain:
            3.2.1 Menjawab Pertanyaan
                     Teknik menjawab pertanyaan adalah cara yang paling lazim digunakan orang dalam membaca pemahaman. Teknik ini bertujuan untuk mengarahkan pembaca mengetahui sejauh mana mampu memahami bacaan tersebut.
            3.2.2 Meringkas Bacaan
                    Meringkas bacaan merupakan salah satu teknik dalam membaca pemahaman.
            3.2.3 Mencari Ide Pokok
                   Mencari ide pokok merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan guru menguji pemahaman siswa terhadap bacaan.
            3.2.4 Melengkapi paragraf
                    Melengkapi paragraf adalah salah satu teknik membaca pemahaman yang dapat digunakan guru untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap teks yang dibacanya.
           
3.2.5 Isian Rumpang (Group Cloze)
                    Isian rumpang atau lebih dikenal dengan group cloze (GC), adalah salah satu teknik membaca pemahaman yang dititikberatkan pada pemerolehan siswa tentang isi bacaan serta kosakata atau pemilihan kata yang tepat untuk sebuah bacaan.
            3.2.6 Penataan Gagasan (Group Sequencing)
                     Penataan gagasan atau lebih dikenal dengan group sequencing (GS), merupakan teknik pembaca pemahaman atau teknik yang dapat dilakukan untuk menguji pemahaman siswa yang menitikberatkan pada penataan gagasan dalam suatu bacaan.
Bab 4
MEMBACA BUKU TEKS
            4.1 Metode SQ3R
                  Metode SQ3R atau SQRRR dikemukakan oleh Francis P. Robinson, metode ini merupakan metode pembaca yang paling popular digunakan orang dalam mendapatkan isi atau makna bacaan. SQ3R merupakan metode membaca yang paling baik dan efektif untuk membaca buku teks. SQ3R adalah singkatan: Survey, Questin, Read, Recite (Recall), dan Review.
            4.2 Metode SIRE
                  Metode ini adalah singkatan dari Skimming (membaca sekilas), Inquire (mengajukan pertanyaan), Read (membaca selaras), dan Estimate (memperkirakan).
            4.3 Metode SRT
                  Metode SRT adalah singkatan dari Search (mencari pokok pikiran), Rewrite (mencatat pokok pikiran), dan Test (menguji daya tangkap).




Bab 5
MEMBACA KARYA SASTRA
            5.1 Penertian dan Tujuan
                  Membaca karya-karya sastra yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah membaca karya sastra yang ditujukan kepada pemahaman terhadap isinya. Membaca karya sastra bukanlah membaca karya sastra yang hanya sekedar untuk kesenangan atau hiburan belaka, tetapi malah lebih dari itu yaitu pembaca hendaknya mampu menangkap sinyal-sinyal yang ada dalam karya itu dan kemudian diharapkan mampu mengapresiasikannya.
            5.2 Teknik Membaca Karya Sastra
                   Dalam membaca karya sastra, pembaca perlu memperhatikan teknik-teknik berikut
(1)   Ikuti dan pahami urutan serta hubungan peristiwa-peristiwa
(2)   Kenali sikap dan karakter pelakon
(3)   Kenali dan pahami latar cerita
(4)   Tentukanlah pesan atau amanat
Bab 6
MEMBACA TEKNIS
            6.1 Pengertian dan Tujuan
                  Membaca teknis adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang merupakan alat bagi guru, siswa, ataupun pembaca bersama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang atau penulis.
6.2     Bahan-Bahan Membaca Teknis
Bahan –bahan yang diperlukan dalam membaca teknis biasanya terdiri dari bahan bacaan yang dibacakan secara oral, antara lain seperti berikut ini.
(1)   Berita,             (4) cerpen,                  
(2)   Pidato,             (5) drama,
(3)   Puisi,               (6) reportase.
6.3     Prinsip Membaca Teknis
(1)   Memahami dan mengerti makna bacaan
(2)   Mengelompokkan kata-kata
(3)   Pengucapan dan vocal yang baik
(4)   Mengadakan kontak atau hubungan
(5)   Ekspresi
(6)   Penampilan
6.4     Pelatihan Membaca Teknis
Contoh membaca teknis: pelatihan membaca teks berita, pelatihan membaca teks pidato, pelatihan membaca puisi atau sajak, pelatihan membaca cerpen, pelatihan membaca naskah drama.
Bab 7
MEMBACA KRITIS
   7.1 Pengertian dan Tujuan
                 Membaca kritis adalah  membaca yang bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta yang terdapati dalam bacaan dan kemudian memberikan penilaian terhadap fakta itu.
                 Kritis berarti menerima pikiran penulis dengan dasar yang baik, lofis, benar, atau menurut realitas dan menolak yang tidak berdasar atau tidak benar.
           7.2 Tiga Kegiatan dalam Membaca Kritis
                  Ada tiga langkah yang harus ditempuh dalam membaca kritis. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut.
           7.2.1 Membaca dengan berpikir
                   Tujuan membaca dengan berpikir ini adalah supaya pembaca dapat menentukan batasan0batasan dari persoalan-persoalan atau fakta-fakta yang dikemukakan pengarang.


           7.2.2 Membaca dengan menganalisis
                  Dengan menganalisis ini pembaca akan dapat mengetahui apakah gagasan atau fakta-fakta yang dikemukakan pengarang sungguh-sungguh disokong oleh detail-detail yang diberikannya atau tidak.
           7.2.3 Membaca dengan penilaian
                  Adalah tugas pembaca kritis untuk menilai apakah tiap fakta atau pertanyaan itu merupakan hal yang dapat menyokong gagasan pokok yang dikemukakannya.
           7.3 Bahan-Bahan Membaca Kritis
                Bahan-bahan bacaan yang semestinya dibaca secara kritis, antara lain adalah sebagai berikut.
    ( 1) esai,
    (2) biografi dan autobiografi,
    (3) drama,
    (4) laporan-laporan yang bertentangan atau kesimpulan-kesimpulan yang berbeda-beda dalam lapangan sejarah, ekonomi, hokum, polotik, serta
   (5) peristiwa-peristiwa lainnya yang dijumpai dalam koran, majalah, pidato, propaganda, dan lain-lain.
7.4 Teknik Membaca Kritis
       Menurut Soedarso (1988:72) ada empat teknik yang dapat digunakan dalam membaca kritis.
(1)   Mengerti isi bacaan                       (3) interaksi antara penulis dan pembaca
(2)   Menguji sumber penulis                (4) terbuka terhadap gagasan penulis



Bab 8
MEMBACA BAHASA
8.1 Pengertian Membaca Bahasa
      Membaca bahasa adalah membaca yang penelaahannya ditekankan kepada lisensi kebahasaan.
8.2 Tujuan Membaca Bahasa
       Tujuan membaca bahasa ini kalau dirinci bisa banyak bergantung pada fokus yang diinginkan. Akan tetapi, dalam buku ini dikemukakan dua tujuan membaca bahasa.
-          Mengembangkan daya kata
-          Memperbanyak kosakata
8.3 Prinsip Membaca Bahasa
      Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membaca bahasa, yaitu: ragam-ragam bahasa, mempelajari makna kata dari konteks, makna-makna idiom, sinonim dan antonym, konotasi dan denotasi, makna leksikal dan gramatikal, serta etimologi (Tarigan, 1985:121).
Bab 9
MEMBACA CEPAT
9.1 Pengertian dan Tujuan
      Membaca cepat adalah sebuah kegiatan membaca yang berorientasi pada kecepatan membaca dan sekaligus pemahaman yang intens terhadap bacaan tersebut.
      Ada dua hal yang dituju dalam membaca cepat, yaitu (1) kecepatan yang tinggi dan memadai serta (2) pemahaman yang tinggi.
9.2 Cara Menguji Kecepatan Membaca
      Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan yang dibaca hitung jumlah kata dalam lima baris dahulu lalu bagi lima. Hasilnya merupakan jumlah rata-rata per baris dari bacaan itu. Lalu hitung jumlah baris yang dibaca, dan kalikan dengan jumlah rata-rata tadi, hasilnya merupakan jumlah kata yang dibaca.
     Pembaca yang efisien mempunyai kecepatan bermacam-macam, sesuai dengan bahan yang dihadapi dan keperluannya. Umumnya dapat dirinci sebagai berikut:
1.      Membaca secara skimming dan scanning (kecepatan lebih 1.000 kpm) digunakan untuk:
a.       Mengenal bahan yang akan dibaca;
b.      Mencari jawaban atas pertanyaan tertentu;
c.       Mendapatkan struktur dan organisasi bacaan serta menemukan gagasan umum dari bacaan itu.
2.      Membaca dengan kecepatan yang tinggi (500-800 kpm) digunakan untuk:
a.       Membaca bahan-bahan yang mudah dan telah dikenali;
b.      Membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya.
3.      Membaca secara cepat (350-500 kpm) digunakan untuk:
a.       Membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskriptif dan bahan-bahan nonfiksi lain yang bersifat informative;
b.      Membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan mengantisipasi akhir cerita.
4.      Membaca dengan kecepatan rata-rata (250-350 kpm) digunakan untuk:
a.       Membaca fiksi yang kompleks untuk analisis watak serta jalan ceritanya;
b.      Membaca nonfoksi yang agak sulit, untuk mendapatkan detail, mencari hubungan, atau membuat evaluasi ide penulis.
5.      Membaca lambat (100-125 kpm) digunakan untuk:
a.       Mempelajari bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya;
b.      Menguasai bahan-bahan ilmiah yang sulit dan bersifat teknik;
c.       Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik.





Bab 10
PENGINTEGRASIAN KETERAMPILAN MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN BERBAHASA LAINNYA SECARA KREATIF
            10.1 Pendahuluan
                    Memahami tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia yang tertera dalam kurikulum, yaitu siswa trampil berbahasa Indonesia secara lisan dan tulisan, maka sudah sepatutnya guru-guru berkreasi atau kreatif dalam memilih dan mengemas materi pembelajaran dengan bahan-bahan yang menarik sehingga dapat menggiring siswa mencapai tujuan yang termaktub dalam kurikulum tersebut.
                   Ada tiga jenis materi ajar yang umumnya digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu (a) materi yang berdasarkan teks, (b) materi yang berdasarkan tugas, dan (c) materi yang berdasarkan bahan otentik.
10.2 Pemilihan dan Pengamasan Materi Ajar secara Kreatif
        Di dalam masalah ini pemilihan dan pengemasan materi ajar secara kreatif brtolak dari tujuan umum KD yang hendak dicapai dalam keempat keterampilan berbahasa, meskipun yang dibelajarkan kebahasaan dan kesustraan. Keempat KD yang hendak dicapai tersebut adalah: (1) membina dan melatih siswa mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasan (KD Berbicara), (2) membina dan melatih siswa aktif memahami informasi yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung (KD Mendengarkan), (3) membina dan melatih siswa mengungkapkan informasi dalam berbagai jenis tulisan (KD Menulis), dan (4) membina dan melatih siswa membaca dan memahami berbagai teks (KD Membaca). Untuk merealisasikan keempat tujuan umum KD tersebut, pemilihan dan pengemasan materi ajar dirancang seperti berikut ini.
a.       Membina dan melatih siswa aktif mengungkapkan gagasan
b.      Membina dan melatih siswa terampil menangkap pokok pikiran
c.       Membina dan melatih siswa hobbi membaca
d.      Membina dan melatih siswa memahami berbagai jenis teks


D.    MEMBANDINGKAN BUKU 1 DENGAN BUKU 2
Setelah saya membaca pembahasan dari kedua buku ini, maka terdapat sedikit perbedaan meskipun tujuan atau inti dari masing-masing buku ini sama. Seperti penjelasan atau definisi-definisi yang dipaparkan, di sini terlihat sangat jelas perbedaan cara penyampaian materi yang disampaikan oleh para ahli.
Menurut pendapat  saya, dari kedua buku yang telah saya baca ini saya merasa lebih mudah mengerti atau paham dengan buku yang ditulis oleh Prof. DR. Henry Guntur Tarigan yang berjudul Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Karena pada buku ini bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sederhana dan sedikit menggunakan bahsa-bahasa istilah sehingga mudah untuk dipahami. Berbeda dengan buku yang ditulis oleh DR. Agustina, M. HUM. “Pembelajaran Keterampilan Membaca”, di sini banyak menggunakan kata-kata istilah yang belum saya pahami sebelumnya dan cara penyampaiannyapun menggunakan bahasa yang tinggi sehingga sulit untuk saya pahami.



















E.     KESIMPULAN DAN SARAN
-    Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari kedua buku tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah salah satu dari keterampilan berbahasa. Membaca merupakan suatu proses menyusun kembali pola-pola kalimat yang terdapat pada bacaan yang berupa informasi, pesan, dan ide-ide yang ditulis oleh penulis agar dapat dipahami dan dimengerti melalui media kata-kata/bahasa tulis. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup tentang  isi bacaan, dan memahami makna bacaan.
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca waktu dia membaca maka proses membaca dapat dibagi atas: membaca nyaring dan membaca dalam hati (membaca pemahaman). Membaca terbagi dalam dua jenis, yaitu: (1) membaca berdasarkan tingkatan meliputi, membaca permulaan, membaca inspeksional, membaca analitis, membaca sintopikal. (2) membaca berdasarkan kecepatan dan tujuan meliputi, membaca kilat (skimming), membaca cepat (spead reading), membaca studi (careful reading), dan membaca reflektif (reflectice reading).

-    Saran
Penjabaran dari kedua buku tersebut yaitu mengenai keterampilan membaca, diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana cara membaca yang baik, dan memahami apa tujuan utama dari membaca.

1 komentar:

  1. The Titanium Watch Band | Titanium Arts
    Tito titanium bikes Tite Band is the samsung galaxy watch 3 titanium new band for the band. titanium jewelry for piercings Designed in the band, the Tribute to Tite titanium ore is the name of the band that has been operating does titanium have nickel in it since

    BalasHapus